NO SILENT READER PLEASE!!!
saya cuma author abal-abalan jadi maaf kalo jelek hahaha
cast.
.Lee tae rin
.Kim jaejoong
.Min soo youn
.Kim hyun ri
.Shim changmin
***
“ya! Tae rin-a palli! Lama sekali kau!” ucap namja yang sedari tadi menungguku di ambang pintu seraya bertolak pinggang.
“sabar sedikit jaejoongie! Kau lihat sendiri aku sedang menyiapkan buku” jawabku.
“dasar yeoja pemalas! Harusnya sejak tadi malam kau menyiapkan buku untuk hari ini!” serunya lagi. “seumur hidupku, aku belum pernah menemui yeoja lain yang pemalas sepertimu” lanjutnya lagi.
“yak! Kau ini cerewet sekali! Seumur hidupku, aku belum pernah menemui namja lain yang secerewet sepertimu” kataku menirukan kata-katanya. “sebaiknya kau tunggu aku di ruang tengah saja! Daripada disini. Aku pusing mendengar ocehanmu itu!” lanjutku.
“yasudah! Aku tunggu kau diruangtengah. Tapi jangan lama-lama ya! Atau aku tinggal kau!” jawabnya. Seraya meninggalkanku.
“aish! Cerewet sekali dia” gerutuku.
Dia. Jaejoong. Kim jaejoong. Satu-satunya namja yang aku sukai dan sayangi. Bukan sebagai sahabat, melainkan sebagai seorang yeoja yang mencintai seorang namja pada umumnya. Aku tidak berani mengungkapkan perasaanku ini. Karena 2 hal. Yaitu karena kami sudah berteman sejak kami kecil, dan aku takut ia marah karena aku menyukainya. Yang ke2. Jaejoong pernah mengatakan padaku bahwa dia menganggapku sebagai yodongsaengnya. Saat itu juga. Aku memendam perasaanku padanya. Tidak ada yang tau tentang perasaanku kecuali aku dan Tuhan. Hingga sekarang.
“ya! Jaejoongie! Ayo berangkat!” kataku padanya yang sedang membaca majalah olahraga. “umma! Appa! Aku berangkat.” teriakku
@SEKOLAH
TEEET TEEET TEEET
“Ya! Akhirnya! Sampai juga.” seraya duduk ditempat duduk ku.
“kau hampir terlambat!” ucap hyun ri. Satu lagi sahabat terbaik ku. Kim hyun ri. Dia adalah teman yang sangat baik. Aku suka pada sikapnya yang selalu mengerti akan apa yang aku rasakan. Sehingga aku tak perlu susah-susah memberitahu apa yang aku rasa padanya. Sampai-sampai aku menuduhnya bahwa ia mempunyai indera ke6.
“iya. Tadi pagi aku bangun kesiangan. Dan belum menyiapkan buku pelajaran untuk hari ini. Sial sekali” kataku.
Tak lama kemudian kim kibum sonsaeng pun masuk. “selamat pagi anak-anak” sapanya. “sebelum saya memulai pelajaran. Saya ingin memperkenalkan siswi baru dikelas ini” lanjutnya. Pengumuman yang diberikan tadi sontak membuat seluruh anak dikelas ini ribut. “tenang-tenang. Ya! Silakan masuk”
dari arah pintu terlihat seorang yeoja masuk kelas dengan jalannya yang sangat anggun. Rambutnya yang hitam tergerai bebas. Kulitnya yang putih. Pokoknya yeoja itu terlihat sangat sempurna. Tak tau mengapa kepalaku langsung terarah pada jaejoong. Dan kulihat dia sedang senyam-senyum sendiri. Tak sengaja Aku pun mengerutkan dahi melihat tingkah jaejoong seperti itu.
“selamat pagi . Min soo youn imnida. Bangapseumnida” sapanya seraya membungkukan badannya.
“baik. Soo youn. Silakan kau duduk di……. Ah ne, disebelah jaejoong.” kata kibum sonsaeng. ‘aigoo! Dia duduk dengan jaejoong! Ah, tenang saja pasti jaejoong langsung menolak. Karena menurutnya tidak ada yang boleh menempati tempat duduk yoochun. Siapapun!’ batinku. Tetapi sayangnya dugaan ku salah. Jaejoong malah tidak protes sama sekali. Malahan ia dan soo youn sepertinya langsung terlihat akrab. ‘aigoo! Tumben sekali jaejoong langsung akrab dengan seorang yeoja. Tidak biasanya!’ batinku lagi.
“hei! Tae rin-a mengapa kau melirik ke arah jaejoong dan soo youn saja?”tanya hyun ri curiga.
“ah. Tidak apa-apa.” lalu tak lama kemudian kibum sonsaeng langsung memulai pelajarannya.
*TEEET TEEET*
“akhirnya istirahat!” ucapku senang. Seperti biasa, aku langsung menghampiri jaejoong untuk mengajaknya makan di kantin bersama. “ayo jaejoongie! Kita ke kantin” ajakku.
“mianhe tae rin-a aku tidak bisa ke kantin bersamamu hari ini. Karena aku harus menemani soo youn untuk mengelilingi sekolah ini.” jawabnya. “kau mau ikut!” lanjutnya.
“tidak. Tidak mau. Kau saja.” jawabku ketus. Akupun langsung menarik tangan hyun ri untuk pergi ke kantin. Di dalam perjalanan ke kantin aku mendengar omelan dari hyun ri akibat aku menarik tangannya dengan kencang. Saat di kantin entah mengapa nafsu makan ku menghilang. Langsung aku duduk di tempat biasa aku duduk dengan jaejoong.
“ya! Tae rin-a kau ini kenapa sih? Mengagetkanku saja tiba-tiba menyeret ku kesini!” omel hyun ri.
Aku tidak bisa berkonsentrasi pada omelan yang di lontarkan hyun ri padaku. Karena masih kesal dengan jaejoong. Tiba-tiba mataku tertuju pada 2 orang yang sedang berjalan ke arah kantin dengan berpegangan tangan. Dan mereka tertawa bersama. Entah mentertawakan apa aku tidak tahu. Sepertinya mereka sangat akrab sekali.
“hei! Kau melihat siapa si? Kau dengar aku tidak!” seru hyun ri seraya mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajahku. Akupun tidak menghiraukan hyun ri. Sampai-sampai hyun ri ikut melihat apa yang aku lihat. “itu kan jaejoong dan soo youn. Aigoo! Mereka berpegangan tangan!” teriaknya.
“apa-apaan mereka berdua. Seenaknya saja berpegangan tangan didepan wajahku!” gerutuku.
“tae rin-a.”panggil hyun ri pelan. Aku tidak menghiraukannya “tae rin-a” teriaknya tepat di telingaku. “aish! Aku tidak tuli”jawabku.
“kau menyukai jaejoong.” ucapnya pelan.
“mwo?” jawabku kaget mendengar hal itu.
“kau menyukai jaejoong!” teriaknya tepat saat jaejoong hanya beberapa meter dari tempatnya.
“hei! Tutup mulutmu!” kata tae rin. Seraya membekap mulut hyun ri.
“hei! Sedang apa kalian?” sapa jaejoong tiba-tiba. Sontak membuat tae rin langsung melepaskan tangannya dari mulut hyun ri.
“ah! Aniyo! Katanya kau mau keliling sekolah!” jawab tae rin dan langsung berbalik bertanya.
“ah, iya tadi kami baru setengah jalan tiba-tiba soo youn lapar. Jadi kami ke kantin deh!” jawab jaejoong enteng.
Sedangkan tae rin selalu memandang sinis pada soo youn. Merasa tidak enak dilihat begitu oleh tae rin. Soo youn pun langsung angkat bicara. “eh, tae rin-a! Boleh kami ikut gabung dengan kalian?” tanya soo youn seraya tersenyum. Tapi senyuman nya tidak dibalas oleh tae rin.
“ah. Kalau kalian mau malam disini. Silakan. Karena aku dan hyun ri juga mau kembali kekelas” jawab tae rin masih ketus.
Segera tae rin menarik tangan hyun ri pergi ke kelas. “ya! Tae rin-a! Kau ini hari ini sangat aneh sekali tau! Ada apa denganmu hari ini? Oh ya! Kau belum menjawab pertanyaanku tadi!” tanya hyun ri bertubi-tubi saat mereka baru sampai dikelas. Kebetulan di kelas hanya ada mereka berdua. Sehingga tae rin bebas untuk bercerita pada hyun ri.
“hari ini aku sedang kesal saja. Pertanyaan? Pertanyaan yang mana?” tanya tae rin pura-pura lupa.
“ya! Babo-ya! Tidak usah pura-pura lupa begitu. Kau tidak bisa berbohong, apalagi padaku. Kau menyukai jaejoong kan?” tanya hyun ri.
“kau ini! Aneh sekali! Mana mungkin aku menyukainya! Kami sudah bersahabat sejak kami kecil. Dan mana mungkin aku menyukainya!” kelak tae rin.
“heh! Sejujurnya aku telah memperhatikanmu sudah lama. Dimataku kau menyukai jaejoong! Sudahlah tae rin-a jujur saja padaku yahyahyah!” mohonnya dengan wajah memelas.
“aku ingin cerita padamu. Geundae, kau jangan bilang-bilang pada orang lain ya!”
“janji!” jawab hyun ri semangat.
Akhirnya tae rin menceritakan semuanya. Bahwa dia telah menyukai jaejoong sejak kecil. Dan sampai sekarang dia masih belum bisa mengatakannya. Hingga soo youn pun muncul hari ini, hanya soo youn yang dapat dengan mudah akrab dengan jaejoong selain dirinya(tae rin). Hyun ri mendengarnya dengan penuh rasa sabar. “mengapa kau tidak mengungkapkan perasaanmu padanya?” akhirnya hyun ri pun angkat bicara.
“ya! Hyun ri-a! Kau itu sebenarnya dengarkan aku tidak si!!” seru tae rin. “waktu kecil dia telah menganggapku sebagai yodongsaengnya saja!” ulangnya.
“o-iya! Hehehe. Mianheyo tae rin-a” jawabnya seraya cengengesan. “tapi kau belum mencobanya tae rin-a!” desak hyun ri.
“aku sudah memutuskan untuk tidak memberitahunya tentang perasaanku ini. Biarlah ini menjadi rahasiaku, Tuhan. Dan kau.” lanjutnya.
Tanpa sepengetahuan mereka seseorang telah mendengar percakapan mereka.
@sepulang sekolah.
“jaejoongie! Ayo kita pulang!” teriak tae rin seraya berlari kearah jaejoong.
“mianhe, tae rin-a. Hari ini aku harus menemani soo youn ke toko buku.” jawab jaejoong yang membuat senyuman ceria tae rin tiba-tiba lenyap.
“kau ini, perasaan kau dekat sekali dengannya.” tanya tae rin seraya melihat ke arah soo youn. “apa kau suka dengannya?” tanyanya ragu-ragu.
Jaejoong hanya menjawab dengan tersenyum simpul dan mengangkat bahunya. “ya sudah aku pulang dulu.” ketus tae rin.
Awalnya ia mengajak hyun ri untuk pulang bersama, tetapi tak lama kemudian changmin, sunbae mereka datang untuk mengajak hyun ri. Memang sebenarnya changmin sedang mendekati hyun ri. Dan karena tae rin tidak mau menjadi penghalang bagi changmin untuk mendapatkan hyun ri maka tae rin membujuk hyun ri untuk menerima ajakan changmin. Akhirnya tae rin pun pulang sendiri dengan berjalan kaki. Dalam perjalanan pulangnya. Tak terasa tiba-tiba air matanya jatuh mulus melewati pipinya. Mengingat jawaban jaejoong atas pertanyaan yang ia tanyakan sepulang sekolah tadi. Rasanya tak adil bagi tae rin. Karena tae rin yang sudah lama menyukai jaejoong, tae rin yang sudah lama memendam perasaannya pada jaejoong, tae rin yang sejak kecil besama-sama jaejoong. Tiba-tiba akan direbut oleh seorang yeoja yang baru muncul pada kehidupan mereka berdua dan berhasil menarik perhatian jaejoong. Padahal belum genap 1 hari mereka berteman. Sakit! Itu yang tae rin rasakan saat ini. Saat ini yang ia butuhkan yaitu ketenangan. Ya! Ketenangan. Maka dia memutuskan untuk tidak langsung pulang kerumah.
@09-00 pm
“aigoo! Kemana saja anak itu! Sudah malam belum pulang juga.” cemas mrs.Lee yang sedari tadi berjalan bolak-balik mencemaskan anak nya yang belum pulang-pulang.”ah jangan-jangan dia dirumah jaejoong! Mengapa tidak terpikir sebelumnya,” segera mrs.Lee menyambar telepon dan segera menelepon jaejoong.
“yeoboseo. Nak jaejoong. Apa tae rin ada dirumahmu?” tanya mrs.Lee
“tidak. Tidak ada tae rin disini ajhuma. Memang tae rin belum pulang?” tanya jaejoong yang langsung khawatir.
“nde, sejak pulang sekolah ia belum pulang juga. Ajhuma takut tae rin kenapa-kenapa. Nak Jaejoong maukah kau membantu ajhuma untuk mencari tae rin?” pinta mrs.Lee.
“nde, ajhuma aku akan mencari tae rin. Apa ajushi sudah tau?” tanya jaejoong.
“belum, dia belum tau. Karena belum pulang dari kantornya.” jawab mrs.Lee.
“yasudah aku akan mencari tae rin dan segera membawa tae rin pulang ajhuma. Ajhuma tak usah khawatir.” kata jaejoong.
Setelah menutup telepon. Segera jaejoong berlari menyambar kunci motornya dan mencari tae rin. Dia sangat khawatir pda tae rin saat ini. Karna tdak biasanya tae rin brsikap sperti ini. ‘tae rin-a kau dimana?”batinnya.
Cukup lama jaejoong mencari tae rin tapi hingga saat ini, jaejoong belum menemukannya. Lalu jaejoong memutuskan pergi ke taman yang biasanya mereka kunjungi untuk bermain semasa kecilnya. Baru saja ia masuk ke taman itu, dia langsung mengenali seseorang di taman itu dan menghampirinya. “ya! Tae rin-a!” serunya seraya duduk disamping tae rin.
“jae jae jaejoongie?” jawab tae rin agak kaget karena kedatangan jaejoong yang tiba-tiba.
*tae rin’s POV*
“jae jae jaejoongie?” seruku. Kemunculannya yang sangat tiba-tiba membuat aku kaget. “ke ke kenapa kau ada disini?” lanjutku masih terbata-bata.
“aku itu mencarimu kemana-mana tahu! Umma mu meneleponku karena kau belum pulang sejak pulang sekolah. Kau itu kenapa sih? Ada masalah? Sampai-sampai sudah malam begini kau belum pulang juga? Ummamu dan aku sangat mengkhawatirkan mu.” ucap jaejoong panjang lebar.
‘aku tidak pulang-pulang itu gara-garamu. Babo!’ batinku. “hmmmm aku hanya… Aku hanya ingin mengenang masa kecil kita.” jawabku sekenanya.
“mengenang sampai jam 10malam begini?” tanyanya masih belum percaya.
“hmm? Terlalu banyak kenangan kita dan sepertinya untuk mengingatnya kembali membutuhkan waktu berjam jam. Atau mungkin lebih dari satu hari.” jawabku seraya tersenyum kecil. Lalu kamipun bercerita tentang masa kecil kami. Aku senang sekali bisa tertawa bersamanya. Melihat tawanya bisa membuatku melupakan rasa kesalku padanya.
“Sudah ayo pulang. Umma mu sangat mencemaskanmu dia pasti sedang menunggumu dirumah” serunya seraya menarik tanganku.
***
entah kenapa aku jadi tidak bergairah untuk berangkat ke sekolah sejak kemunculan soo youn. “tae rin-a jaejoong sudah menunggumu diruang tengah.” seru umma di balik pintu kamarku. Akupun dengan semangat berlari ke ruang tengah. Dan tiba-tiba aku melihat seorang yeoja yang duduk disamping jaejoong. Soo youn. Bagaimana mungkin jaejoong dan soo youn bisa berangkat bersama? Karena malas menghampiri mereka berdua akupun langsung saja berangkat tanpa berpamitan dahulu. Biar saja kutinggal mereka dirumah. Aku tidak peduli.
Sampai di sekolah aku mengajak hyun ri untuk menemaniku sarapan di kantin. “tae rin-a! Aku ingin cerita padamu! Aku senang sekali. Karena mulai kemarin aku sudah resmi menjadi yeojachingu nya changmin sunbae!” kata hyun ri. Dia menyampaikannya dengan sangat menggebu-gebu.
“benarkah? Chukkaeyo.! Akhirnya mimpi mu terwujud juga.” kataku agak lesu.
“tae rin-a kau … Kau kenapa? Kau ada masalah?”tanya hyun ri.
“aniyo.. Aku tidak kenapa-kenapa kok.” jawabku meyakinkannya, meskipun aku tahu hyun ri tidak akan percaya padaku.
“apa gara-gara jaejoong?” tebaknya. Seperti biasa tebakannya selalu tepat. Mungkin aku itu tidak bisa menyembunyikan apapun dari hyun ri. Akupun langsung menceritakan apa yang aku alami dari kemarin pulang sekolah hingga tadi pagi. ” jadi jaejoong menyukai soo youn?” tanya hyun ri kaget.
“sepertinya.” lirihku.
TEEET TEEET TEEET
bel masuk berbunyi kamipun langsung kembali ke kelas.
“tae rin-a!” aku pun langsung berbalik.
“jaejoongie?” gumamku. Bersama soo youn. Aku hanya tersenyum sinis pada mereka berdua. Dengan tiba-tiba jaejoong menarik tanganku dengan kasar, menjauhi hyun ri dan soo youn. Dia menarik ku ke belakang sekolah. “ya! Jaejoongie! Kau itu kenapa si? Kenapa kau membawaku kesini? Sudah bell, kau mau mati karena mendengar ocehan kibum sonsaeng?” tanyaku bertubi-tubi. Jaejoong kelihatan marah. Aku sedikit takut dibuatnya.
“kau yang kenapa? Kemarin kau belum pulang hingga malam hari. Lalu tadi pagi aku dan soo youn ke rumahmu tapi kau malah berangkat diam-diam dan meninggalkan kami berdua.” serunya sedikit membentak. Aku tidak menjawabnya. Aku takut suaraku akan pecah karena sebentar lagi aku akan menangis. Tapi ku tahan dengan sekuat tenagaku agar tidak menangis. Tidak lama kemudian seorang guru memergoki kami dan mengira kami ingin berbuat macam-macam dan membolos pelajaran. Dan akhirnya kamipun dihukum untuk membersihkan kebun belakang sekolah. Kami mengerjakan hukuman dengan patuh dan tak ada pembicaraan diantara kami. Setelah cukup lama kami berdiam tiba-tiba jaejoong membuka pembicaraan. “tae rin-a kau belum menjawab pertanyaanku.” katanya seraya memotong rumput liar.
“pertanyaan? Pertanyaan yang mana?” kataku pura-pura lupa.
“tidak usah pura-pura lupa.” serunya. Rasanya dia bisa membaca pikiranku.
Aku pun langsung membuka suara. “sebenarnya ini semua karena soo youn” ucapku seperti berbisik. Mungkin ini adalah saatnya aku mengaku pada jaejoong. Aku sudah tidak tahan memendam rasa ini padanya. Aku tidak terlalu berharap jaejoong menjawab perasaanku ini karena yang aku inginkan hanyalah agar ia tau kalau aku menyukainya sejak dulu.
“soo youn.?” tanya jaejoong seraya mengalihkan pandangannya ke arahku.
“nde” jawabku singkat dan terus menunduk tidak berani menatap matanya. Sesaat keberanianku menyurut.
“memang apa yang dilakukan soo youn terhadapmu? Dia itu anak yang baik. Dia selalu menjaga kelakuannya, kata-katanya bahkan nada bicaranya” bela jaejoong panjang lebar dan sedikit menaikan nada bicaranya.
Mendengar pembelaan jaejoong untuk soo youn. Semakin meyakinkanku kalau ia suka pada soo youn. Aku hanya tersenyum pahit mendengarnya.
Aku terus mengumpulkan seluruh keberanianku.”aku merasa kehilanganmu semenjak soo youn hadir. Kau terus bersamanya. Aku heran apakah kau suka padanya. Karena aku sangat mengenalimu, kau tidak mungkin langsung berteman baik dengan orang yang baru kau kenal. Tau kah kau. Aku tidak suka melihat kalian bersama. Tau kah kau aku…” aku tidak bisa melanjutkan kata kataku. Sulit rasanya. Aku masih tidak mau persahabatan aku dan jaejoong berakhir karena kebodohanku.
“wae? Kenapa kau tidak melanjutkan kata-kata mu?” tanya jaejoong.
cukup lama ia menungguku bicara. “aku … Aku menyayangimu. Bukan sebagai sahabat. Aku menyayangimu lebih dari seorang sahabat. Aku aku aku mencintaimu. Joongie ah.” akupun langsung lari dari tempat itu. Aku sudah siap menerima semuanya. Mungkin mulai besok aku tidak akan bertemu dengannya lagi. Karena aku yakin dia akan menghindariku. Aku berlari menuju toilet. Dan akupun memutuskan untuk pulang dengan alasan sakit. Untung saja guru yang sedang jaga hari ini percaya padaku dan berbaik hati mengijinkan ku pulang.
Sampai di rumah aku langsung ke kamar dan menjatuhkan tubuhku ke tempat tidur. Ingin menangis sejadi-jadinya. Ingin teriak sekencang-kencangnya. Tapi aku tidak bisa.
TOK TOK TOK
“tae rin. Kau sudah pulang?” tanya umma di balik pintu. Belum aku menjawabnya, umma pun masuk. “ada apa tae rin? Kau sakit?” tanya umma khawatir.
“hanya tidak enak badan saja umma.” jawabku singkat.
“baiklah istirahat saja ya” kata umma. Seraya mengelus-ngelus rambutku.
***
“tae rin ah ada teman-temanmu.” panggil umma. Apa? Teman-temanku? Jaejoong kah? Bagaimana ini. Aku tidak mau menemuinya.
“umma aku sedang tidak ingin diganggu dengan siapapun. Tolong sampaikan pada mereka ya umma.” jawabku. Tidak lama aku mendengar suara. Jaejoong, hyun ri, changmin sunbae, dan ….. Soo youn. Huft. Untuk apa dia kesini lagi? Setelah beberapa menit ku mendengar langkah kaki mereka menjauh.
***
“tae rin ah. Kau tidak sekolah?” tanya umma dari belakang pintu.
“aku masih tidak enak badan umma” jawabku. Mianhe umma aku berbohong lagi.
“kita ke dokter saja ya.” tawar umma.
“tidak. Umma. Paling aku hanya butuh istirahat.” jawabku.
***
“tae rin ah. Teman-temanmu datang lagi” kata umma. Kesini lagi? Aduh bagaimana ini?
“ayo tae rin ah. Temui mereka. Kau kenapa si? Ada masalah dengan teman-temanmu? Jangan-jangan kau tidak masuk sekolah karena tidak ingin bertemu mereka ya?” kata umma panjang lebar.
“aniyo umma. Aku benar-benar tidak enak badan saja ko. Baiklah aku akan temui mereka” kata ku. Sebenarnya hanya jaejoong yang tidak ingin aku temui. Huft. Aku pun berjalan ke ruang tengah.
“tae rin ah.” seru hyun ri. Aku terus menundukkan kepalaku. Masih tidak berani menatap jaejoong. Takut. Hyun ri menghampiriku. Dan menggandengku. “kenapa kau tidak masuk sekolah.” lanjut nya.
Aku tidak menjawab. “tae rin ah aku ingin bicara padamu” kata jaejoong yang membuat aku cukup kaget mendengar suaranya.
Dan kudengar langkah langkah kaki mereka meninggalkan kami berdua. Saat aku mengangkat wajahku untuk pertama kalinya. Ternyata soo youn masih bersama kami. Aku tersenyum pahit padanya.
“jaejoongie kurasa pembicaraan kita sudah berakhir.” kataku ketus.
“belum. Mengapa kau langsung lari waktu itu.” tanyanya. Aku tidak menjawab. Ku lihat mata mereka berdua menanti jawabanku. “aku yakin kau akan marah padaku. Jadi aku langsung pergi saja.” jawabku singkat.
“kenapa aku harus marah?” pertanyaannya membuat aku bingung. Cukup lama kami berdiam diri.
“na do saranghae tae rin ah” pernyataan jaejoong membuat aku kaget. Bingung.
“maksud kau?”
“aku juga mencintaimu tae rin ah” ucapnya lagi sekarang ia duduk di depanku.
“ta ta tapi. Kau bukannya menyukai soo youn?” seruku.
“soo youn ah jelaskan.”pinta jaejoong.
“tae rin ah. Sebenarnya aku adalah sepupu jaejoong. Dan kenapa dia selalu menemaniku disekolah. Karena dia sudah berjanji padaku untuk menemaniku. Karena aku kan belum mempunyai teman disini.” jelasnya, hal itu membuat aku sedikit tercengang. Jadi selama ini aku hanya cemburu pada sepupunya? Aigoo~ babo ya! Aku terus mengutuk diriku sendiri karena kebodohanku. “begitukah? Mianhe-yo soo youn ah. Aku sudah tidak bersikap baik terhadapmu.” kataku.
“tidak apa-apa aku mengerti kok. Aku juga tau kau menyukai jaejoong. Karena waktu kau dan hyun ri dikelas aku tidak sengaja mendengar pembicaraan kalian. Dan aku memberitahu jaejoong. Dan ternyata jaejoong juga suka padamu. Sudah kusuruh untuk mengatakan nya padamu tapi dia takut kau menolaknya. Dasar namja macam apa kau ini!” jawab soo youn. Sedikit mengejutkan memang mendengar bahwa sebenarnya mereka berdua sudah mengetahui perasaanku “kau jahat joongie ah! Kau membuatku menderita tau!” kataku seraya memukul lengannya. Tiba-tiba jaejoong mencium pipi kananku. “ya! Joongie ah!!! Aku malu tahu!” teriakku dan mengejarnya.
“wah ternyata kau punya malu juga yah?” serunya.
“awas kau joongie ah” teriakku.
The end.